Majas asosiasi dalam sastra merujuk pada penggunaan kata-kata atau ungkapan yang menghubungkan aspek-aspek sensorik atau emosional guna membangun gambaran yang lebih hidup atau merangsang perasaan pada pembaca. Dalam majas ini, penulis menggunakan kata-kata yang memiliki konotasi tertentu untuk memperkuat pengalaman pembaca dan menciptakan imajinasi yang kuat.
Penjelasan dan Jawaban
Majas asosiasi adalah salah satu majas yang sering digunakan dalam karya sastra. Majas asosiasi adalah penggunaan kata-kata atau ungkapan yang memiliki hubungan atau keterkaitan dengan konsep atau makna yang sedang dibahas. Dalam majas ini, pengarang menggunakan kata atau ungkapan tersebut untuk menciptakan gambaran atau perasaan tertentu pada pembaca.
Majas asosiasi dapat memperkuat atau memperjelas makna serta memberikan kesan yang kuat kepada pembaca. Dengan menggunakan kata atau ungkapan yang memiliki hubungan atau keterkaitan dengan konsep yang sedang dibahas, majas ini dapat membangun imajinasi pembaca lebih dalam, sehingga mereka dapat lebih merasakan atau memahami apa yang ingin disampaikan dalam karya sastra.
Contoh penggunaan majas asosiasi dalam karya sastra:
- “Wajahnya berseri-seri seperti matahari pagi yang terbit di ufuk timur.”
- “Malam terdiam sepi seperti gelapnya kuburan.”
- “Cinta mereka seperti bunga yang mekar di taman hati.”
Kesimpulan
Majas asosiasi adalah penggunaan kata-kata atau ungkapan yang memiliki hubungan atau keterkaitan dengan konsep yang sedang dibahas dalam karya sastra. Majas ini dapat memperkuat makna dan menciptakan gambaran atau perasaan tertentu pada pembaca. Contohnya dapat ditemukan dalam kalimat-kalimat yang menggunakan perbandingan atau metafora.
Dengan menggunakan majas asosiasi, pengarang mampu menghidupkan karya sastra dengan memberikan pengalaman sensorik yang lebih intens kepada pembaca. Dalam membaca dan menulis karya sastra, memahami dan mampu menggunakan majas asosiasi dapat meningkatkan kekuatan ekspresi dan daya tarik karya sastra tersebut.
Leave a Reply