Majas pleonasme dan majas repetisi adalah dua bentuk retorika yang sering digunakan dalam penggunaan bahasa. Meskipun keduanya terkait dengan pengulangan, ada perbedaan signifikan antara keduanya. Majas pleonasme melibatkan penggunaan kata-kata yang redundan untuk mengulang informasi yang sama, sedangkan majas repetisi melibatkan pengulangan kata-kata atau frasa untuk menciptakan efek retorika atau emosional.
Penjelasan dan Jawaban
Majas pleonasme adalah penggunaan kata-kata yang maknanya sama atau hampir sama dalam kalimat yang bertujuan untuk memberikan penekanan atau kekuatan pada kalimat tersebut. Contoh dari majas pleonasme adalah “naik ke atas”, “keluar di luar”, atau “bilang sebenarnya”. Majas repetisi, di sisi lain, adalah pengulangan kata atau frasa yang sama pada suatu kalimat atau baris puisi. Tujuannya adalah untuk mempertegas makna atau memberikan efek yang lebih berkesan pada pembaca atau pendengar. Misalnya, dalam puisi “Aku suka padamu, sangat suka padamu” atau dalam kalimat “Dia diam-diam pergi.”
Kesimpulan
Dalam bahasa Indonesia, perbedaan antara majas pleonasme dan majas repetisi adalah bahwa majas pleonasme menggunakan kata-kata dengan makna yang sama atau serupa, sementara majas repetisi adalah pengulangan kata atau frasa pada kalimat atau baris puisi. Keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk memberikan penekanan atau efek yang lebih berkesan pada kalimat atau puisi yang digunakan.
Dalam menulis, pemahaman mengenai perbedaan ini dapat membantu penulis dalam memilih dan menggunakan majas yang tepat untuk mencapai tujuan ekspresi dan penekanan yang diinginkan.
Leave a Reply