Larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik ketika larutan tersebut dilarutkan dalam air. Hal ini disebabkan oleh kandungan molekul atau ion-ion di dalam larutan yang tidak dapat berionisasi sepenuhnya atau sama sekali. Dalam larutan non-elektrolit, partikel-partikel terlarut tidak berperan dalam menghantarkan arus listrik, sehingga larutan ini memiliki konduktivitas listrik yang rendah atau bahkan nol.
Penjelasan dan Jawaban
Larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak menghantarkan listrik ketika dialiri arus listrik. Dalam larutan ini, zat terlarut yang ada tidak terionisasi atau terdisosiasi menjadi ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan non-elektrolit umumnya terbentuk dari senyawa kovalen polar atau senyawa yang berbentuk molekul. Contohnya adalah larutan gula dalam air.
Gula (sukrosa) adalah senyawa kovalen polar yang terdiri dari atom-atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Ketika gula dilarutkan dalam air, molekul gula tetap utuh dan tidak terionisasi menjadi ion-ion yang dapat menghantarkan listrik. Sebagai hasilnya, larutan gula tidak menghantarkan arus listrik dan termasuk dalam kategori larutan non-elektrolit.
Kesimpulan
Secara umum, larutan non-elektrolit tidak menghantarkan arus listrik karena zat terlarutnya tidak terionisasi menjadi ion-ion. Senyawa kovalen polar dan senyawa yang berbentuk molekul adalah contoh larutan non-elektrolit. Ketika senyawa-senyawa tersebut dilarutkan dalam larutan, molekulnya tetap utuh dan tidak terdisosiasi menjadi ion-ion.
Untuk mengidentifikasi apakah suatu larutan termasuk dalam jenis non-elektrolit atau elektrolit, salah satu metode yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan uji konduktivitas listrik menggunakan alat penghantar listrik seperti kabel dan sumber arus listrik. Larutan yang menghantarkan arus listrik adalah larutan elektrolit, sedangkan larutan yang tidak menghantarkan arus listrik adalah larutan non-elektrolit.
Leave a Reply