Pelangi terbentuk saat cahaya matahari melewati tetesan air di udara dan memantulkan warna-warna yang terdiri dari spektrum cahaya. Warna-warna indah ini terlihat ketika cahaya dipantulkan dan dibiaskan oleh setiap tetesan air, menciptakan fenomena langit yang menakjubkan. Bagaimana proses terbentuknya pelangi ini? Mari kita telusuri lebih jauh.
Penjelasan dan Jawaban
Sebuah pelangi terbentuk di langit ketika sinar matahari memancar melalui tetesan air yang ada di atmosfer. Proses terbentuknya pelangi melibatkan pembiasan, pemantulan, dan pemecahan cahaya matahari.
Ketika sinar matahari mencapai tetesan air di atmosfer, cahaya itu akan melekuk atau bias dari satu medium (udara) ke medium yang lain (air). Cahaya ini terbentur di dalam tetesan air dan mengalami pemantulan. Setelah itu, cahaya tersebut keluar kembali dari tetesan air dan mengalami pemecahan atau dispersi. Pada saat cahaya keluar dari tetesan air, ia terpantul di dalam tetesan tersebut sehingga cahaya terbagi menjadi beberapa warna, yaitu warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Inilah yang menyebabkan terbentuknya pelangi dengan pola warna tersebut.
Agar kita dapat melihat pelangi, ada beberapa kondisi yang harus dipenuhi. Pertama, posisi matahari harus berada di belakang kita, sehingga sinar matahari bisa memancar ke tetesan air di depan kita. Kedua, harus ada tetesan air di atmosfer, seperti setelah hujan. Ketiga, kita perlu berada di antara matahari dan tetesan air untuk melihat cahaya yang dipantulkan dari tetesan tersebut.
Jadi, secara ringkas, pelangi terbentuk ketika sinar matahari memancar melalui tetesan air di atmosfer dan mengalami pembiasan, pemantulan, dan pemecahan cahaya.
Kesimpulan
Pelangi terbentuk ketika sinar matahari bertemu dengan tetesan air di atmosfer, mengalami pembiasan, pemantulan, dan pemecahan cahaya. Hal ini menyebabkan cahaya matahari terbagi menjadi warna-warna yang berbeda dan menciptakan pola pelangi yang indah di langit.