Senyawa-senyawa yang bersifat fotokromik merupakan senyawa-senyawa yang dapat mengalami perubahan warna ketika terpapar cahaya. Contoh-contoh senyawa tersebut antara lain: spironaphtoxazine, fulgide, azobenzene, dan diarylethene. Sifat fotokromik pada senyawa-senyawa ini memiliki berbagai aplikasi, seperti dalam lensa kacamata yang dapat berubah warna saat terkena sinar matahari.
Penjelasan dan Jawaban
Senyawa yang bersifat fotokromik adalah senyawa yang dapat mengalami perubahan warna akibat paparan sinar. Perubahan warna ini terjadi karena terjadi perubahan pada ikatan kimia molekul senyawa tersebut saat terkena sinar. Contoh-contoh senyawa yang bersifat fotokromik antara lain:
- Senyawa spiropiran: Contohnya adalah senyawa 6-nitro-1,3,3a,8a-tetrahidro-1’H-spiro[benzo[f]isoxazolen]-2′(3’H)-on. Senyawa ini berwarna tak berwarna dalam keadaan gelap, namun berubah menjadi berwarna merah setelah terkena sinar ultraviolet.
- Senyawa fulgide: Contohnya adalah senyawa 4’-benzilidena-2’-feniloksi-3’-metilindolin-1-one. Senyawa ini berwarna tak berwarna dalam keadaan gelap, namun berubah menjadi berwarna merah setelah terkena sinar.
- Senyawa azobenzene: Contohnya adalah senyawa fenilazobenzena. Senyawa ini berwarna biru dalam keadaan gelap, namun berubah menjadi berwarna merah setelah terkena sinar ultraviolet.
Perubahan warna pada senyawa fotokromik ini dapat terjadi secara reversibel, artinya senyawa tersebut dapat kembali ke warna aslinya setelah sinar dihilangkan atau diredam. Fenomena ini dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti pada kacamata koreksi yang dapat berubah warna sesuai intensitas cahaya yang diterima.
Kesimpulan
Dalam kimia, terdapat senyawa yang bersifat fotokromik, yaitu senyawa yang dapat mengalami perubahan warna akibat paparan sinar. Contoh-contoh senyawa fotokromik antara lain senyawa spiropiran, senyawa fulgide, dan senyawa azobenzene. Perubahan warna ini dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti pada kacamata koreksi.
Leave a Reply